Ngloji – Cerita
panjang tentang #Ngloji seperti tak bertepi. Banyak kabar yang beredar. Sejalan
dengan usia bangunan yang lebih dari dua generasi. Sebagai pusat kegiatan Taman
Pendidikan Al Quran (TPA) pertama kali di Kecamatan Minggir. Posisi #Ngloji
memang cukup unik. Pada tahun 1980-an, sang pemilik, R. Soeharto Hadipranoto
mengikhlaskan rumahnya menjadi tempat kegiatan TPA, sebab beliau prihatin dengan
gencarnya gerakan ajakan berpindah ke agama non-islam melalui pendidikan
gratis, pemberian bahan makanan dan sejenisnya.
Kami yang
termasuk generasi kini, beruntung dapat mendengar langsung dari pelaku sejarah
waktu itu yakni Drs. H. Sutrisno. Menurut Pak Sutris, waktu sebagian besar
bangunan digunakan untuk TPA, kecuali dua ruangan yang digunakan Keluarga Pak
Harto untuk ruang tidur dan satu lagi untuk dapur sekaligus ruang makan.
Pada
tahun 1991, dengan penuh keikhlasan keluarga Pak Harto menawarkan #Ngloji untuk
dibeli oleh umat Islam. Karena waktu itu yang lebih banyak memanfaatkan adalah
orang-orang Muhammadiyah, maka dalam perjanjian disebutkan Muhammadiyah sebagai
pengelola jika tanah dan banguna berhasil dibeli.
Waktu itu
para pemuda sudah bergerak, dengan menempuh beberapa cara, diantaranya dengan
melakukan sistem wakaf per meter dan mencetak sertifikat wakaf dengan kisaran
Rp 500 – Rp 2.500, tetapi dana yang terkumpul tidak banyak, hanya sekitar Rp 7
juta. Padahal dana yang diperlukan saat itu sekitar 90 juta.
Sampai kemudian
ada donatur dari Kota Yogyakarta yang siap dengan dana sekira 70 juta. Sehingga
hanya diperlukan sekitar 13 juta. Bahkan salah seorang kader Muhammadiyah, alm.
Drs. HM. Jazuli, MS waktu itu siap menjual mobilnya untuk menggenapi. Ketika itu
ditaksir mobil laku seharga 6 juta. Ditambah dengan dana lainnya, seingat Pak
Sutris waktu itu hanya tinggal kurang sekitar 3 juta. Tetapi kekurangan yang
nyaris tertutup itu tak juga bisa dicarikan solusinya, bahkan kemudian donatur
yang dari Kota Yogya mengalihkan donasinya untuk membangun Pusat Rehabilitasi
Cacat Tubuh (PRCT).
Akhirnya,
rencana pemebilan #Ngloji pun gagal. Tinggal dana sekitar 7 juta yang kemudian
oleh Pak Sutris, sebagai bendahara waktu itu, disimpan di Bank. Karena waktu
itu dirasa tidak mungkin lagi menggali dana untuk membeli, dan melihat nilai
uang yang terus merosot padahal uang yang ada adalah wakaf dari segenap umat
Islam di Sendangagung dan sekitarnya. Maka diputuskan uang yang ada diambil dan
digunakan untuk membangun Paud Ar Rahma yang sekarang terletak di Dusun Minggir
2, Sendangagung.
Itulah
sekilas sejarah rencana pembelian #Ngloji edisi pertama yang belum berhasil. Tetapi
semangat para pengurus waktu itu patut dijadikan contoh. Termasuk keikhlasan
dan kebijaksanaan dari Pak Harto sebagai pemilik Tanah dan Bangunan #Ngloji.
0 comments:
Post a Comment